Rupiah Makin Terpuruk

Laju nilai tukar rupiah yang sempat mengalami kenaikan kembali mendapatkan tekanan. 

Seperti dikutip dari data Bloomberg pukul 09.35, rupiah terpuruk ke posisi Rp 11.720 per dollar AS, atau turun 60 poin dibanding penutupan kemarin pada Rp 11.660.  Bahkan sebelumnya, rupiah sempat tersungkur hingga level 11.733, posisi terlemah sejak 31 Maret 2009. 

Rupiah kembali tertahan kemarin seiring sikap pelaku pasar yang wait & see terhadap hasil dari pertemuan FOMC.  Padahal, di sisi lain, menurut riset Trust Securities, laju dollar AS sedang berada di bawah dibandingkan nilai tukar euro.

Hal itu seiring pernyataan The Fed yang akan tetap mempertahankan suku bunga rendahnya meski stimulus dikurangi. Selain itu, rupiah juga bergeming terhadap berita positif dari China di mana nilai yuan mengalami kenaikan seiring langkah PboC yang akan menguatkan penetapan harian atas nilai yuan dan akan menguraikan rencana atas pelonggaran pengawasan valas.

Namun, semalam waktu Indonesia, menurut riset Samuel Riset Indonesia, pernyataan dari Bank Sentral Eropa dan AS kembali menguasai jalannya pasar sampai dini hari tadi dengan tingkat ketidakpastian yang semakin tinggi.

Setelah sehari sebelumnya pidato Ben Bernanke mengisyaratkan dipertahankannya suntikan likuiditas untuk waktu yang lebih lama dari yang banyak orang harapkan, notula pertemuan FOMC pada akhir Oktober yang diumumkan tadi malam menunjukkan hal yang sebaliknya – tapering sangat mungkin untuk dilakukan dalam beberapa bulan ke depan.

Rupiah berada di atas target support Rp 11.662. Hari ini rupiah diproyeksikan ada di rentang Rp 11.585-11.625 per dollar AS.

Sementara kurs tengah Bank Indonesia pada Rabu (20/11/2013) kemarin, rupiah berada di posisi Rp 11.631 per dollar AS.

Sumber : Kompas

This entry was posted in Uncategorized. Bookmark the permalink.

Leave a comment